
Webinar kedua pun tak kalah menarik, kali ini diisi oleh Anita Herlina, Dosen Politeknik Imigrasi dengan
background keilmuan Hubungan Internasional. Di kesempatan ini Anita menjelaskan tentang pergeseran fokus keamanan global dari ancaman militer (tradisional) ke ancaman kemanusiaan atau
human security (non-tradisional). Dari cara pandang ini, maka situasi pandemik COVID19 ini dapat dikategorikan sebagai ancaman non-tradisional yang bisa saja sengaja didesain oleh suatu negara untuk menyerang eksistensi negara lain. Dugaan akan adanya pergeseran hegemoni semakin menguat dengan melihat dampak yang diakibatkan dari bencana kesehatan ini. Kaitannya dalam bidang keimigrasian, maka suatu negara dalam melewati krisis ini, pada akhirnya hanya akan memiliki dua opsi yaitu: semakin meningkatkan kerja sama internasionalnya atau sebaliknya menutup diri dari pergaulan internasional dan menutup perbatasannya.
COVID19 sampai dengan saat ini membawa berbagai dampak bagi Imigrasi di seluruh dunia, di amerika sendiri COVID19 membuat Presiden Trump menangguhkan penerbitan green card selama 60 hari, di China COVID19 menyebabkan semua penerbangan dari dan ke Poropinsi Hubei dilarang pada bulan januari 2020 dan peneribatan larangan terhadap semua orang asing masuk dengan visa dan
residence permit, kecuali utnuk visa diplomatic pada bulan juli 2020. Sementara Indonesia sendiri mengeluarkan Permenkumham 11/2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk Wilayah Negara Republik Indonesia, Menutup BVK, VKSK, dan visa kunjungan serta pemberian Izin Tinggal keadaan Terpaksa kepada orang asing yang masih berada di wilayah Indonesia. Tentunya kebijakan-kebijakan ini membawa dampak dan pengaruh yang cukup signifikan tidak hanay di bidang Imigrasi namun juga sector pemerintahan lainnya.
Pelajaran yang dapat di ambil oleh Imigrasi Indonesia dari situasi global saat pandemik ini berlangsung adalah: pentingnya memperkuat sistem informasi dan manajemen keimigrasian untuk mendukung social/physical distancing, menguatkan kontrol perbatasan antar negara, meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman non-tradisional, manajemen SDM yang baik dalam menggerakkan roda organisasi, dan adanya alternatif baru dalam pelayanan publik untuk meminimalisir tatap muka.
Info webinar :
webinar.poltekim.ac.id